Pak Puji in Action. |
Similar dengan yang terjadi di Seattle [nun jauh di Amrik, sana]
ketika grunge mengobrak-abrik arah permusikan di seluruh dunia, scene
musik di Sulang, tepatnya di Desa Sulang Kecamatan Sulang Kabupaten
Rembang Jawa Tengah, juga diwarnai oleh arus pertumbuhan band yang cukup
pesat. Band-band bermunculan, meski jika diperhatikan dengan lebih
seksama, orang-orang yang terlibat didalamnya hanya ‘itu-itu’ saja.
Tongki a.k.a Aan misalnya. Dia pernah satu band dengan Andhi’ dan Sapi a.k.a Weppy/Licco, dan mereka pernah manggung di alun-alun Rembang [gimana sih, tulisan alun-alun yang benar?!]. Sebelumnya, Tongki’ juga pernah berduet dengan Ayik [domisili sekarang Bandung] menyanyikan lagu-lagu Nirvana, yang memang pada saat itu lagi ‘hot-hot’nya. Kemudian, Tongki’ berkolaborasi dengan Andhi’, Sapi, Bercho a.k.a. Yudhie, Kecik a.k.a. Alex, dan seorang vokalis cewek dari Pati. Kolaborasi ini menjadi sebuah band bernama Virgin.
Virgin lalu intensif melakukan latihan, untuk mengikuti sebuah festival yang bertajuk ‘Festival Musik Alternatif Se Eks-Karesidenan Pati’ yang berlangsung di GOR Pati, akhir 1999. Virgin berhasil menyabet gelar juara ke 3 dan gelar gitaris terbaik, Andhi’. Waktu itu Virgin membawakan lagu ‘Interstate Love Song’ Stone Temple Pilots dan ‘Gambang Suling’ yang telah di aransemen menjadi lebih ‘fushion-alternatif’ [entah, apa istilahnya yang benar].
Selain di Virgin, Bercho, Kecik, dan Andhi’ mempunyai band bernama Tupas [kependekan dari ‘Tugu Payung dan Sekitarnya’] yang dibentuk bersama Pendek. Pada awalnya band ini juga beranggotakan Komplong a.k.a Dilla pernah nyambi di free cell dan Hook a.k.a. Kukuh. Pentas pertama kali di acara pentas perpisahan SMA Negeri Sulang di kisaran tahun 1995an, dengan bayaran 50 ribu rupiah, waktu itu.
Sampai saat ini, Tupas masih eksis walau tidak begitu aktif, sehubungan dengan berpencarnya aktifitas para personelnya. Seiring dengan vakumnya Tupas, Pendek pun pernah berkolaborasi dengan Tupai [Iwan] juga Bongod [Hadi], sedangkan Bercho membentuk ‘jam sesion band’ bersama Sapi, Adi’ dan Risma.
Oh ya, saya tiba-tiba teringat. Dulu pernah ada satu ‘momen’ di mana beberapa anak muda Sulang, salah satunya adalah mas Diduk a.k.a Nanang [saya yakin, itu adalah cikal bakal dari FGMS sekarang!] berinisiatif mengadakan sebuah ‘gigs’ yang diselenggarakan di gedung Kawedanan Sulang, yang kebetulan bertepatan dengan suasana lebaran. Jadi bisa dikatakan, semacam acara silaturahmi antar generasi Sulang, yang menampilkan beberapa band Sulang, salah satunya adalah Tupas. Waktu itu, Tupas menyanyikan beberapa buah lagu. Yang masih saya ingat adalah ‘Mawar Merah’ Slank dengan Komplong masih sebagai vokalis dan Hook pada gitar bolong. Waktu itu beberapa ‘crew’ Tupas menyalakan kembang api berbentuk kupu-kupu yang bisa terbang, sehingga menambah kemeriahan acara.
Ah, jadi pengen bernostalgia lagi. Kapan ‘gigs’ seperti ini akan muncul lagi, dan tidak sekedar ‘seremoni’ belaka setiap 17 Agustus.
Tidak bisa diingkari juga bagaimana peran mas Gombleh [Ilal] dalam meramaikan ‘scene’ musik di Sulang ini. Dia bersama dengan Uud [adiknya Diduk], Tonga a.k.a. Edy, Mas Kithut [Totok] dan Lisin pernah manggung di salah satu acara di Kecamatan Sulang, waktu itu panggungnya lumayan besar.
Saya juga pernah satu panggung dengan mas Gombleh, di salah satu acara kampanye sebuah partai peserta pemilu, tahun 1994-an, di halaman Stadion Krida Rembang. Waktu itu yang terlibat diantaranya adalah Tongki’, Sapi dan Gagap [Roni].
Ada beberapa nama lain yang pernah dan/ atau masih beredar di ‘scene’ musik Sulang, untuk sekedar menyebut di antaranya adalah Ndaru [anaknya Pak Djup, seorang dhalang], Wahyu [bapaknya adalah seorang pemain band yang suka memainkan musik keroncong], Ari & Han [Senthet] [keduanya adalah anak Pak Yon, yang juga seorang guru musik. keduanya saudara dari Keik], Apin [Hanif, adiknya Gombleh], Cemplon [Hendri], Agus [Lambangan], Gobed [Yanto], Pak Yon, Pak Kempul [Puji], Pak Mad [Ach. Anom]. Jika ada yang terlewat. Mohon maaf sebesar-besarnya.
Perkembangan ‘scene’ musik makin berkembang dengan adanya studio musik di Sulang [milik mas Kithut], sehingga untuk melatih skill, tidak lagi harus bersusah-susah dan jauh pergi ke Rembang.
Yang membanggakan saya, sampai saat ini [setidaknya] tidak ada band di Sulang yang membawakan lagu-lagu dari Kangen band [Maaf, saya tidak membencinya, saya hanya tidak suka. Itu saja]. Semoga seterusnya tidak ada. [Atau saya yang kelewatan akan sesuatu? Entah]
Salute!
Keep On Rock N’ Roll!
————–
(tulisan ini pernah dimuat di https://sulang.wordpress.com/2007/11/12/scene-musik-di-sulang/)
Tongki a.k.a Aan misalnya. Dia pernah satu band dengan Andhi’ dan Sapi a.k.a Weppy/Licco, dan mereka pernah manggung di alun-alun Rembang [gimana sih, tulisan alun-alun yang benar?!]. Sebelumnya, Tongki’ juga pernah berduet dengan Ayik [domisili sekarang Bandung] menyanyikan lagu-lagu Nirvana, yang memang pada saat itu lagi ‘hot-hot’nya. Kemudian, Tongki’ berkolaborasi dengan Andhi’, Sapi, Bercho a.k.a. Yudhie, Kecik a.k.a. Alex, dan seorang vokalis cewek dari Pati. Kolaborasi ini menjadi sebuah band bernama Virgin.
Virgin lalu intensif melakukan latihan, untuk mengikuti sebuah festival yang bertajuk ‘Festival Musik Alternatif Se Eks-Karesidenan Pati’ yang berlangsung di GOR Pati, akhir 1999. Virgin berhasil menyabet gelar juara ke 3 dan gelar gitaris terbaik, Andhi’. Waktu itu Virgin membawakan lagu ‘Interstate Love Song’ Stone Temple Pilots dan ‘Gambang Suling’ yang telah di aransemen menjadi lebih ‘fushion-alternatif’ [entah, apa istilahnya yang benar].
Selain di Virgin, Bercho, Kecik, dan Andhi’ mempunyai band bernama Tupas [kependekan dari ‘Tugu Payung dan Sekitarnya’] yang dibentuk bersama Pendek. Pada awalnya band ini juga beranggotakan Komplong a.k.a Dilla pernah nyambi di free cell dan Hook a.k.a. Kukuh. Pentas pertama kali di acara pentas perpisahan SMA Negeri Sulang di kisaran tahun 1995an, dengan bayaran 50 ribu rupiah, waktu itu.
Sampai saat ini, Tupas masih eksis walau tidak begitu aktif, sehubungan dengan berpencarnya aktifitas para personelnya. Seiring dengan vakumnya Tupas, Pendek pun pernah berkolaborasi dengan Tupai [Iwan] juga Bongod [Hadi], sedangkan Bercho membentuk ‘jam sesion band’ bersama Sapi, Adi’ dan Risma.
Oh ya, saya tiba-tiba teringat. Dulu pernah ada satu ‘momen’ di mana beberapa anak muda Sulang, salah satunya adalah mas Diduk a.k.a Nanang [saya yakin, itu adalah cikal bakal dari FGMS sekarang!] berinisiatif mengadakan sebuah ‘gigs’ yang diselenggarakan di gedung Kawedanan Sulang, yang kebetulan bertepatan dengan suasana lebaran. Jadi bisa dikatakan, semacam acara silaturahmi antar generasi Sulang, yang menampilkan beberapa band Sulang, salah satunya adalah Tupas. Waktu itu, Tupas menyanyikan beberapa buah lagu. Yang masih saya ingat adalah ‘Mawar Merah’ Slank dengan Komplong masih sebagai vokalis dan Hook pada gitar bolong. Waktu itu beberapa ‘crew’ Tupas menyalakan kembang api berbentuk kupu-kupu yang bisa terbang, sehingga menambah kemeriahan acara.
Ah, jadi pengen bernostalgia lagi. Kapan ‘gigs’ seperti ini akan muncul lagi, dan tidak sekedar ‘seremoni’ belaka setiap 17 Agustus.
Tidak bisa diingkari juga bagaimana peran mas Gombleh [Ilal] dalam meramaikan ‘scene’ musik di Sulang ini. Dia bersama dengan Uud [adiknya Diduk], Tonga a.k.a. Edy, Mas Kithut [Totok] dan Lisin pernah manggung di salah satu acara di Kecamatan Sulang, waktu itu panggungnya lumayan besar.
Saya juga pernah satu panggung dengan mas Gombleh, di salah satu acara kampanye sebuah partai peserta pemilu, tahun 1994-an, di halaman Stadion Krida Rembang. Waktu itu yang terlibat diantaranya adalah Tongki’, Sapi dan Gagap [Roni].
Ada beberapa nama lain yang pernah dan/ atau masih beredar di ‘scene’ musik Sulang, untuk sekedar menyebut di antaranya adalah Ndaru [anaknya Pak Djup, seorang dhalang], Wahyu [bapaknya adalah seorang pemain band yang suka memainkan musik keroncong], Ari & Han [Senthet] [keduanya adalah anak Pak Yon, yang juga seorang guru musik. keduanya saudara dari Keik], Apin [Hanif, adiknya Gombleh], Cemplon [Hendri], Agus [Lambangan], Gobed [Yanto], Pak Yon, Pak Kempul [Puji], Pak Mad [Ach. Anom]. Jika ada yang terlewat. Mohon maaf sebesar-besarnya.
Perkembangan ‘scene’ musik makin berkembang dengan adanya studio musik di Sulang [milik mas Kithut], sehingga untuk melatih skill, tidak lagi harus bersusah-susah dan jauh pergi ke Rembang.
Yang membanggakan saya, sampai saat ini [setidaknya] tidak ada band di Sulang yang membawakan lagu-lagu dari Kangen band [Maaf, saya tidak membencinya, saya hanya tidak suka. Itu saja]. Semoga seterusnya tidak ada. [Atau saya yang kelewatan akan sesuatu? Entah]
Salute!
Keep On Rock N’ Roll!
————–
(tulisan ini pernah dimuat di https://sulang.wordpress.com/2007/11/12/scene-musik-di-sulang/)
No comments:
Post a Comment