17.5.16

Koes Plus

Selepas SMA saya menjadi pengangguran sebentar karena masa transisi sebelum menuju ke perkuliahan. Selama menganggur itu saya sehari-hari nongkrong bareng dua orang teman, yang bernama Bagong dan Bandhot. Setiap hari kami selalu nenteng gitar, nongkrong sambil nyanyi-nyanyi. Waktu itu saya belum bisa main gitar, hanya ikutan nyanyi saja.

Kemudian saya iseng-iseng ikutan belajar main gitar, yang menjadi guru gitar saya adalah Bandhot, yang pernah punya pengalaman merantau di Surabaya.

Apa lagu yang pertama saya latih mainkan dengan gitar? Lagu "kembali"nya Koes Plus. dengan riff sederhana dan lirik yang mudah dihapal membuat saya bisa berlatih main gitar dengan nyaman.

Sebelumnya saya memang sudah menjadi penikmat lagu-lagu Koes Plus yang saya dengarkan melalui siaran radio transistor. Jadi sedikit banyak saya sudah cukup akrab dengan lagu-lagu mereka. Apalagi kedua orang tua saya juga cukup familiar dengan Koes Plus, bahkan memiliki beberapa kaset rekaman mereka.

Bagi saya, Koes Plus merupakan band besar di Indonesia yang menjadi panutan dan kiblat bagi band-band setelahnya.

Apa lagu favorit saya? Hampir semua lagu Koes Plus yang pernah saya dengar, saya hapal liriknya di luar kepala. Tapi tentunya ada beberapa yang menjadi lagu kesenangan saya, yang masih sering saya dengarkan sampai dengan sekarang, di antaranya adalah Why Do You Love Me, Pelangi, Ku Jemu, Kelelawar, Jangan Terulang Lagi, Hatimu Beku serta Andaikan Kau Datang.

Bagaimana dengan anda?

11.5.16

Ahmad Dhani

Dari bernawa Dewa 19, berubah menjadi Dewa, kemudian membentuk The Rock yang kemudian bertransformasi menjadi TRIAD. Lalu berdirilah Mahadewa. Mengorbitkan Dewi Dewi, yang kemudian  menjadi Mahadewi. Satu nama yang selalu terngiang di telinga, yaitu Ahmad Dhani.

Ya, sisi musikalitasnya tak bisa dipungkiri lagi. Dengan berbagai jenis musik yang sudah terbiasa di dengarnya, dipadu dengan kesukaannya terhadap dunia sufi terutama Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali menjadikannya sosok musisi yang komplet dalam menciptakan lagu. Musik yang bagus dan lirik yang filosofis banyak menghiasi lagu-lagu yang diciptakannya, baik ketika bersama band-band yang saya sebut di awal maupun dengan proyek solonya bersama Ahmad Band. Apalagi ketika dia bekerja sama dengan Bebby Romeo.

Musik dan lirik ciptaan Ahmad Dhani telah ikut mewarnai perjalanan yang saya lewati. Baik di saat saya jatuh cinta maupun sedang bersedih hati.

Saya pernah menghadiahkan sebuah kaset album Dewa 19 kepada seorang gadis yang saya sukai, ketika itu saya masih kuliah. Di album tersebut ada lagu-lagu seperti Risalah Hati, dan beberapa lainnya.

Benar, semakin ke sini lirik yang diciptakan Ahmad Dhani semakin tidak begitu berat saya rasakan, tapi bagaimanapun musiknya telah ikut menemani perjalanan saya.

Bagaimana dengan anda?

10.5.16

Slank

Siapa yang tidak mengenal Slank, band rock papan atas negeri ini yang bermarkas di gang potlot?

Generasi 90an pasti mengenal dan hapal dengan lagu-lagu seperti Maafkan, Memang, Kampungan, Pulau Biru, Terlalu Manis, Kamu Harus Pulang, dan banyak lagi lagu hits dari Slank.

Saya masih sekolah di SMA kala Slank merilis album pertamanya yang berisi lagu Memang, Gadis Sexy, Terserah dan Maafkan.  Waktu itu harga kaset tidak semahal sekarang, masih dibawah Rp. 10.000,-

Gara-gara beli kaset itu, saya pernah hampir berantem dengan teman sekelas. Ceritanya, saya bawa kaset itu ke sekolahan, terus teman-teman berebut ingin memegang dan melihat cover albumnya. Terjadilah tarik menarik antara beberapa orang. Yang jadi korban adalah cover kaset tersebut, menjadi robek di beberapa bagian. 

Spontan saya akan marah kepada mereka semua, tapi saya tahan. Akhirnya saya rekatkan kembali bagian-bagian yang robek tersebut dengan menggunakan selotip. Huh, betapa kecewanya saya saat itu!

Sampai dengan sekarang saya masih mengikuti perjalanan karir Slank. Tapi ternyata hati saya tidak bisa berbohong. Puncak kegairahan saya terhadap Slank hanya sampai di album Minoritas. Kenapa? 

Karena setelah itu terjadi perpecahan di tubuh Slank. Bongky, Indra dan Pay  keluar (atau dikeluarkan?) dari Slank dan membentuk band BIP. Bimbim dan Kaka, personil yang tersisa lantas bergonta-ganti formasi sampai akhirnya bertahan di formasi yang sekarang, yaitu ditambah Abdee, Ridho dan  Ivanka.

Namun bagi saya, Slank tetaplah Bimbim, Kaka, Bongky, Indra dan Pay. Selain itu? Entah band apa namanya.

4.5.16

Jim Morrison & The Doors

Siapa yang tidak kenal The Doors? Siapa yang tidak kenal Jim Morrison? Sering saya dapati di tayangan film televisi sering ada poster Jim Morrison dengan pose klasiknya -telanjang dada, tangan terentang, seperti Jesus- terpajang di dinding kamar tokoh utamanya yang seorang remaja.

Dari membaca tulisan yang berisi wawancara dengan beberapa vokalis band di sebuah majalah musik, saya menjadi penasaran dengan siapa sebenarnya Jim Morrison itu. Karena dari beberapa vokalis yang diwawancarai tersebut menjadikan Jim Morrison menjadi panutan dan sumber inspirasi kepada mereka. Siapa vokalis yang diwawancara tersebut? Di antaranya adalah Eddie Vedder (Pearl Jam), Scott Weiland (Stone Temple Pilots), Tony Viali (Bunga Band).

Lalu saya mencari segala informasi soal Jim Morison dari berbagai sumber. Majalah, koran, dan internet. Setelah informasi terkumpul kemudian saya tahu bahwa Jim Morrison adalah vokalis dari sebuah band Psychedelic Rock bernama The Doors.

Mulailah saya berburu segala yang berbau The Doors atau Jim Morrison, dari kaset, vcd, dvd, cd, kaos dan buku biografi Jim Morrison. Saya juga membaca lirik lagu-lagu The Doors serta puisi-puisi tulisan Jim Morrison.

Pertama kali saya beli kaset The Doors, adalah sebuah album yang berisi lagu-lagu hits dari The Doors, antara lain adalah Light My Fire, Riders On The Storm, Roadhouse Blues dan beberapa lagu hits lainnya.

Jujur, ketika saya memutar kaset itu pertama kali, belum sampai setengah album kepala saya sudah pusing mendengar musik The Doors. Entah karena apa.

Sejenak saya berhenti mendengarkan musik The Doors, sampai suatu ketika saya menemukan mood yang pas untuk mendengarkannya kembali. Barulah kemudian saya dapat menikmati musik The Doors.

Apa lagu favorit saya? Riders On The Storm, Crystal Ship, Roadhouse Blues dan Love Street.

Apakah anda mengenal The Doors? Jim Morrison?






3.5.16

Iwan Fals

Pernah pada suatu masa di hidup saya, kamar penuh dengan poster Iwan Fals. Baik berpose sendiri maupun ketika bersama Swami dan Kantata.

Saya begitu terpesona dengannya, dengan lagu-lagunya, dengan lirik lagunya. Menurut saya, pada waktu itu lirik lagu yang dinyanyikan Iwan Fals begitu berbeda dengan lagu-lagu yanh beredar kala itu.

Ketika orang-orang lain membuat dan menyanyikan lagu dengan lirik cinta yang mendayu-dayu, Iwan Fals menampilkan lagu yang cukup berani. Lirik penuh dengan kritik sosial, berisi protes kepada kebijakan penguasa negeri ini. Kalaupun ada lagu yang bertema cinta, liriknya cukup elegan, tidak menye-menye. Tidak cengeng.

Perkenalan saya dengan Iwan Fals ketika Bapak punya kaset Iwan Fals yang berkompilasi dengan Tom Slepe. Lagunya dalam album itu antara lain adalah Frustrasi. Lagu dengan muatan lirik yang cukup berat pada masa itu.

Setelahnya, tentu saja Iwan Fals menjadi begitu terkenal. Makin wira-wiri di televisi. Di stasiun radio, bahkan dibuatkan acara khusus yang memutar lagu-lagu Iwan Fals.

Lagu solo Iwan Fals yang saya suka antara lain adalah Pesawat Tempur, Yang Terlupakan, Yang Tersendiri dan masih banyak lagi. Bahkan saya masih suka menyanyikannya dengan memakai gitar akustik.

Selain itu, ketika tergabung dengan Swami dan Kantata lagu-lagunya juga bisa saya nikmati.

--------
Sebut tiga kali namaku:
Bento! Bento! Bento!

--------

2.5.16

Tentang Taman Buaya Beat Club

Setiap hari Senin sampai dengan Kamis di jam 10 malam, saya mencoba untuk menyempatkan diri menonton acara musik di stasiun televisi tertua di negeri ini, TVRI.
Acara tersebut diberi tajuk "Taman Buaya Beat Club". Sebuah acara musik yang dikemas secara live dengan menampilkan band-band atau penyanyi dari negeri sendiri. Baik yang sudah punya nama maupun yang baru merintis. Beberapa sudah mengeluarkan album melalui label besar, beberapa baru merilis album atau singel melalui indie label.
Acara ini menampilkan musik lintas genre. Pop, jazz, reggae atau rock pernah mengisi acara tersebut. Nama-nama seperti Edane, Boomerang, Funky Kopral, Power Slaves, The Rain, Killing Me Inside sampai dengan Tony Rastafara pernah tampil.
Sungguh, Taman Buaya Beat Club menjadi sebuah acara musik yang kehadirannya saya tunggu-tunggu. Karena apa? Banyak memang acara musik di stasiun televisi lain, tapi kebanyakan dikemas tidak "pure" musik. Tetapi digabungkan dengan acara kuis, komedi atau gosip-gosip yang gak jelas gitu. So, Taman Buaya Beat Club menjadi acara musik nomor satu buat saya. Sekali lagi, buat saya. Selain disajikan dengan format live, acara tersebut juga minim iklan. Sehingga kepuasan bisa maksimal. :)
Saking demennya dengan Taman Buaya Beat Club, beberapa kali saya merasakan penyesalan yang mendalam ketika saya terpaksa melewatkan beberapa episode dimana sebenarnya kehadirannya sangat saya tunggu-tunggu.
Episode yang paling saya sesalkan karena terlewat, adalah ketika band favorit saya Edane tampil. Sebenarnya saya sudah bersiap menonton, eh pas tiba waktunya malah saya ketiduran. Bayangkan betapa dongkolnya saya. Akhirnya saya hanya bisa menikmati tayangannya melalui youtube. Yah, sedikit bisa mengobati kegondokan saya deh.
Sedikit saran buat Taman Buaya Beat Club, agar kualitas sound dapat diperbaiki menjadi lebih jernih, tidak sekedar kencang. Btw, dua jempol untuk Taman Buaya Beat Club dan TVRI.
Salute!