Showing posts with label pegazus. Show all posts
Showing posts with label pegazus. Show all posts

20.1.21

Dolan ke Toko Gitar Pegazus


Awal tahun 2021, saya kepikiran ingin membeli sebuah gitar bolong, karena gitar lama sudah rusak. Selain itu saya juga ingin mengajari Magdala dan Magdalena untuk bermain gitar. Setelah mencari-cari informasi, pilihan jatuh ke model gitalele, yaitu gitar mini yang ukurannya lebih besar sedikit daripada ukulele tapi lebih kecil dari pada gitar standar. Kemudian saya kontak dengan Bima pemilik toko gitar Pegazus, janjian untuk ketemu. Janjian pertama gagal, karena pas saya datang ke toko malah Bima sedang pergi. Kami janjian lagi lain hari untuk ketemuan. Jumat siang saya mengajak anak saya, Magdala, dolan ke Pegazus Guitar Store di komplek Pujasera Ngabul. Selain ketemu sama Bima di sana juga ada mas Jay, bapaknya Bima yang mengelola event organizer juga seorang pemain bas dari band Pegazus Jadilah kami ngobrol panjang lebar. Dari mulai soal perbedaan antara gitar standar, gitar 3/4, gitalele dan ukulele, sampai dengan kondisi pandemi sekarang ini yang sangat berdampak terhadap para seniman panggung. Juga musik Rock 90an, sampai Godfather of The Brokenheart, pakdhe Didi Kempot. Mas Jay banyak bercerita soal awal mula berbisnis even organizer, bagaimana ia mengelola sebuah pentas pertunjukkan musik, sampai kemudian memutuskan mengelola usaha yang masih berkaitan dengan musik.
Saya ceritakan bagaimana saya ajak anak saya, Magdala, untuk pertama kali nonton konser musik ketika dia umur 7 tahun, di konser Jeparawk Evolution Part 5 yang diprakarsai oleh mas Jay. Kemudian bercerita juga tentang ngeband bersama dengan kawan-kawan di kampus sewaktu kuliah, dengan kawan-kawan di kampung.

Bima juga menyelingi dengan menceritakan passionnya di bidang sastra, kegelisahan yang dia tangkap muncul di lirik-lirik pada lagu yang dia ciptakan.
"Aku ingin jadi anak band seperti papah, bagian menata kabel."

Magdala mendengarkan perbincangan kami dengan tekun, kadang juga ikut nyeletuk ketika ada istilah atau kata yang tidak dipahaminya. Tanpa terasa lebih dari 1 jam perbincangan kami berlangsung, jika bukan karena ada pesan masuk dari mamahnya Magdala yang mengingatkan harus mampir ke tempat saudara mungkin perbincangan belum akan berakhir.
-------- *) Toko Gitar Pegazus selain ada di komplek pujasera Ngabul, ada di beberapa lokasi lain, diantaranya di Kecapi dan Pantai Telukawur.

6.8.17

Suara Lain di Panggung

Di tengah-tengah suara distorsi gitar yang meraung dan dentuman drum yang memekakkan telinga ada suara-suara yang kadang tidak begitu diperhatikan oleh kebanyakan orang. Bagi mereka, suara-suara itu tak lebih dari pada ocehan liar tanpa makna.

Panggung tidak hanya sekedar menghangatkan suasana dengan deru bising instrumen musik serta tarian liar dari para fans yang tak henti-hentinya menggerakan badan dan kepala mengikuti irama musik. Tapi ada suara-suara lain di tengah gemuruh itu.

Ya, selalu terselip pesan. Pesan dari mereka yang berkesempatan berada di atas panggung yang disampaikan kepada umatnya yang dengan setia mengikuti ke mana mereka pergi dan menunggu fatwanya.

Panggung tak ubahnya seperti sebuah mimbar di mana mereka dapat menyampaikan orasi-orasi kepada umatnya. Orasi yang sarat dengan pesan-pesan tentang berbagai hal yang secara tidak langsung akan dapat tersimpan di alam bawah sadar umatnya.

Pesan-pesan untuk menjaga kedamaian antar sesama, menjaga kelestarian alam, bahkan pesan yang berkait paut dengan politik dan sebagainya hampir selalu hadir di atas panggung ketika ada momen jeda sesaat antar lagu.

Sebagai contoh, Bono dengan band-nya U2 ketika konser seringkali memasukkan pesan-pesan tentang kemanusiaan, perdamaian dan lain sebagainya. Atau Iwan Fals ketika menyuarakan pesan-pesan terkait lingkungan hidup di konser-konsernya. 

Demikian juga yang terlihat kemarin di Panggung Jeparawk Evolution Part 5 di Batealit Sport Center di Jepara. Beberapa band juga turut menyuarakan isi hati mereka di hadapan "umat"nya dengan berbicara soal perdamaian, anti kekerasan maupun lingkungan.

Panggung tidak melulu soal instrumen musik dan distorsi saja. Ada banyak hal di situ. 





30.7.17

Panggung Jeparawk Evolution Part 5

Dari info yang saya terima melalui media sosial acara ini akan dimulai dari pukul 10.00 wib, dan ketika saya datang pukul 12.12 wib masih terlihat ada beberapa kelompok anak muda usia belasan bergerombol di luar lokasi. Mereka berdandan dan beratribut nama-nama band yang jadi idola mereka, seperti Slank, Endank Soekamti, Superman Is Dead dan band-band beraliran pop punk tahun 2000an. Saya yang datang dengan memakai kaos bergambar band thrash metal terkemuka tanah air bernama ROTOR yang pernah menjadi band pembuka konser Metallica, menjadi merasa paling uzur berada di antara mereka.

Ini adalah percobaan pertama saya untuk datang dan menyaksikan pertunjukan musik langsung dari depan stage, setelah sekian lama disibukan dengan rutinitas pekerjaan dan urusan lain yang cukup menyita waktu. Dan untuk kali ini saya tidak sendiri tetapi mengajak serta anak sulung saya yang baru saja masuk SD 2 minggu yang lalu, Magdala.

Dengan tajuk acara "Jeparawk Evolution Part 5" dalam benak saya acara ini akan menampilkan band-band yang beraliran rock, atau setidaknya ada bau-bau rocknya di musik yang dimainkan. Dari poster yang disebar melalui media sosial deretan band yang jadi performer adalah Berdiri Tegak, DOC, Sweet Chucky, Summer Ska, Sisi-Kiri MP, Pegazus, Rastasky dan bintang tamu dari Yogyakarta, Rebellion Rose.

Band yang penampilannya saya tunggu adalah Pegazus yang mengkover lagu-lagunya Slank, dan Rastasky pentolan reggae dari Jepara. Juga rasa penasaran akan penampilan band tamu dari Jogja, Rebellion Rose.

Lokasi acara yang berada di sebuah lapangan olah raga tepatnya di Batealit Sport Centre, bisa dibayangkan betapa panasnya ketika terik matahari tepat berada di atas kepala. Di depan panggung (sempat) tidak ada satupun penonton, bahkan beberapa  di antara mereka lebih memilih berada di bawah panggung atau berlindung di bawah dinding-dinding tembok yang mengelilingi lapangan.

Beberapa band yang sudah perform jenis musik yang dimainkan memang berbeda-beda, metalcore dan post/pop punk.

Area depan panggung mulai ramai ketika salah satu band yang tampil membawakan lagu-lagu dari Superman Is Dead. Dan semakin sore semakin ramai penonton yang datang, apalagi ketika Rastasky dan Pegazus perform di atas panggung.

Setelah jeda adzan ashar, acara dilanjutkan dengan penampilan band dari Yogyakarta Rebellion Rose dan sekaligus mengakhirinya pada sekitar pukul 16.00 wib.

Sampai di akhir acara para penonton terlihat tertib, meski sempat ada keributan kecil antar penonton yang sempat berefek kepada penonton perempuan. Tapi secara keseluruhan acara berlangsung aman, tertib dan teratur. Salut untuk pihak panitia dan keamanan yang sudah berusaha menyukseskan gelaran ini. Sampai jumpa di gigs berikutnya. \m/