Showing posts with label edane. Show all posts
Showing posts with label edane. Show all posts

26.6.23

Edane: Jabrik (Big Town)


Album kedua Edane dengan cover warna hitam, musiknya masih serupa dengan album pertama mereka dimana distorsi gitar begitu dominan dengan riff-riff yang padat. Di album ini posisi vokal berganti dari Ecky Lamoh ke Heri "Ucok" Batara. Teriakan Ucok memang tidak semelengking Ecky, tapi itu tidak mengurangi daya ledak album ini.

Berisi 12 track lagu dengan total durasi kurang lebih sekitar 50 menit, dengan 7 lagu diantaranya berbahasa inggris dan 2 lagu instrumental. Album dibuka dengan pekikan gitar pada lagu berjudul "Wake of The Storm". 

Favorit saya di album ini adalah lagu berbahasa inggris berjudul "Jungle Beat", di mana bagian yang paling saya sukai adalah riff gitarnya yang tanpa sadar membuat saya manggut-manggut setiap kali memutar lagu ini, baik di aplikasi layanan pemutar musik digital maupun kaset pita yang saya putar menggunakan tape recorder.

Lagu lain yang saya suka adalah sebuah balada berjudul "Victim of The Strife" yang juga sering saya rengeng-rengengkan atau cover melalui aplikasi Smule di android.

Bagian refrain Victim of The Strife:

Do you hear they are cryin 
such a lonely life
Not fit for a child 

Look into their eyes are shinin'
they're never tell a lie
Just keep the light a live

Album ini juga memuat satu nomor instrumental permainan bas dari Iwan Xaverius berjudul I.X.S yang tak mau kalah dengan sang gitaris Eet Sjahranie dengan instrumentalnya berjudul Kurusetra.

Secara keseluruhan, menurut saya album ini tidak kalah dengan album debut mereka sebelumnya. Bahkan makin menegaskan bentuk dan warna musik yang dipilih Edane.

***

Edane:

Eet Sjahranie    Gitar, Backing Vocal
Iwan Xaverius  Bas, Backing Vocal
Fajar Satritama Drum, Backing Vocal
Heri Batara       Vokal

List Lagu:

1. Wake of The Storm
2. Jungle Beat
3. Jabrik (Big Town)
4. Victim of The Strife
5. Call Me Wild
6. Pancaroba
7. Kharisma
8. Way Down
9. I.X.S
10. Alam Manusia
11. Burn It Down
12. Kurusetra

4.4.17

Edane


"Mari sini ikuti aku, 
Nyanyikan lagu-lagu yang berani"

Sepenggal lirik di bagian reffrain lagu berjudul Ikuti dari album perdana band Edane itu membuat telinga menjadi panas dan darah bergolak penuh semangat. Riff gitar yang mengaum penuh distorsi dipadu dentuman bas dan gebukan drum yang penuh tenaga membuat lengkingan vokal menjadi semakin membahana.

Edane namanya, band beraliran rock yang dibentuk oleh Eet Sjahranie pada gitar dan Ekky Lamoh pada vokal, diperkuat juga oleh Iwan Xaverius pada bas serta Fajar Satritama pada drum. Dengan mengambil genre hardrock yang berkiblat pada Van Halen maupun AC/DC, membuat Edane menjadi band yang disegani, bahkan menjadi band pembuka konser Sepultura di Jakarta.

Eet disebut sebagai gitaris rock generasi baru yang punya skil cukup memadai, dianggap sebagai gitaris handal berikutnya setelah Ian Antono. Sebagian ada yang menganggap Eet adalah Eddie Van Halennya Indonesia.

Sering gonta-ganti vokalis tidak melunturkan kesukaan saya pada lagu-lagu Edane, untuk menyebut beberapa diantaranya adalah Ikuti, The Beast, Liarkan Rasa, Victim Of The Strife, Borneo, Jabrik, Cahaya dan Best Of Me. 

Personel awal Edane yang masih tinggal hingga sekarang adalah Eet Sjahranie dan Fajar Satritama. Sementara Iwan Xaverius membentuk band Blackout, Ekky Lamoh bersolo karir dan Heri Batara sempat menjadi manager Edane. 

Meski kini Fajar Satritama gabung dengan Godbless, seperti sebelumnya Eet Sjharanie juga sempat gabung dengan Godbless, tapi roda rock n roll Edane masih terus akan menggelinding.

Hail Edane!

google.com

2.5.16

Tentang Taman Buaya Beat Club

Setiap hari Senin sampai dengan Kamis di jam 10 malam, saya mencoba untuk menyempatkan diri menonton acara musik di stasiun televisi tertua di negeri ini, TVRI.
Acara tersebut diberi tajuk "Taman Buaya Beat Club". Sebuah acara musik yang dikemas secara live dengan menampilkan band-band atau penyanyi dari negeri sendiri. Baik yang sudah punya nama maupun yang baru merintis. Beberapa sudah mengeluarkan album melalui label besar, beberapa baru merilis album atau singel melalui indie label.
Acara ini menampilkan musik lintas genre. Pop, jazz, reggae atau rock pernah mengisi acara tersebut. Nama-nama seperti Edane, Boomerang, Funky Kopral, Power Slaves, The Rain, Killing Me Inside sampai dengan Tony Rastafara pernah tampil.
Sungguh, Taman Buaya Beat Club menjadi sebuah acara musik yang kehadirannya saya tunggu-tunggu. Karena apa? Banyak memang acara musik di stasiun televisi lain, tapi kebanyakan dikemas tidak "pure" musik. Tetapi digabungkan dengan acara kuis, komedi atau gosip-gosip yang gak jelas gitu. So, Taman Buaya Beat Club menjadi acara musik nomor satu buat saya. Sekali lagi, buat saya. Selain disajikan dengan format live, acara tersebut juga minim iklan. Sehingga kepuasan bisa maksimal. :)
Saking demennya dengan Taman Buaya Beat Club, beberapa kali saya merasakan penyesalan yang mendalam ketika saya terpaksa melewatkan beberapa episode dimana sebenarnya kehadirannya sangat saya tunggu-tunggu.
Episode yang paling saya sesalkan karena terlewat, adalah ketika band favorit saya Edane tampil. Sebenarnya saya sudah bersiap menonton, eh pas tiba waktunya malah saya ketiduran. Bayangkan betapa dongkolnya saya. Akhirnya saya hanya bisa menikmati tayangannya melalui youtube. Yah, sedikit bisa mengobati kegondokan saya deh.
Sedikit saran buat Taman Buaya Beat Club, agar kualitas sound dapat diperbaiki menjadi lebih jernih, tidak sekedar kencang. Btw, dua jempol untuk Taman Buaya Beat Club dan TVRI.
Salute!